Apa kabar teman-teman setia pengunjung blog saya ini? sudah lama saya tidak melakukan posting. Ok kali ini saya akan memposting makalah yang susun mengenai Laba dengan Judul Konsep Laba. Teman-teman boleh copy dan dijadikan bahan referensi, tapi jangan lupa tinggalkan jejak di komentar sebagai pengunjung yang baik ^_^ !!
Add caption |
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah- NYA
sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas
sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan
kerido’an-NYA Makalah dengan judul “HUKUM PERJNJIAN DAN PERIKATAN DALAM
BISNIS” ini dapat terselesaikan.
Penulis
menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini
tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan
lebih lanjut.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
yang membutuhkan.
Tangerang, 25 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Konsep laba dan arus kas suatu perusahaa selalu
menjadi bahan perbincangan yang menarik bagi akuntan dan analis keuangan. Laba
akuntansi dan arus kas adalah ukuran kinerja perusahaan yang mendapat perhatian
utama dari para investor dan kreditur. Hal ini dikarena laba menentukan harga
saham perusahaan. (Suwardjono.2005,p,484) Demikian halnya laba akuntansi dan arus kas perusahaan mempunyai arus
kas positif terhadap return saham (Triyono dan Hartono,2000,p.63).
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Besar
dan kecilnya laba yang di peroleh suatu perusahaan menunjukkan kinerja/prestasi
perusahaan tersebut. Dengan demikian, laba dapat dimaknai dan di interpretasikan
sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk return on investment
(ROI) (Suwardjono,2005, p, 459). FASB (financial Accounting Standards Board)
menyatakan bahwa informasi laba yang di hitung dengan dasar akrual biasanya
bias menunjukkan informasi prestasi yang lebih baik dibanding dengan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas (arus kas), sehingga laba dapat di
interpretasikan sebagai alat untuk mengkonfirmasi harapan-harapan investor atau
pemakai lain dalam menilai kinerja perusahaan (Suwardjono,2005, p, 456).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu laba
akuntansi ?
2. Apa itu laba
ekonomi ?
3. Bagaimana cara
penghitungan laba?
4. Bagaimana laba
menurut konsep akuntansi?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan
yang bisa diambil berdasarkan rumusan di atas, sebagai berikut:
1. Bisa
menjelaskan tentang laba akuntansi
2. Bisa
menjelaskan tentang laba ekonomi
3. Bisa
menjelaskan bagaimana pengitungan dalam laba
4. Bisa
menjelaskan laba dalam konsep akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengantar
Dalam praktiknya fungsi akuntansi adalah melakukan
pengukuran kinerja atau prestasi management perusahaan. Produk akuntansi
yaitu laporan keuangan diharapkan dapat memberikan tolak ukur secara jelas
terhadap prestasi perusahaan. Banyak faktor dalam laporan keuangan yang dapat
menjadi tolak ukur, salah satu faktor yang digunakan adalah pengukuran income
atau laba. Laba merupakan elemen penting yang menjadi perhatian para pemakai
laporan keuangan karena diharapkan laba cukup besar untuk menunjukkan kinerja
perusahaan dinilai baik secara keseluruhan.
B. Polemik Tentang Laba
Sebuah polemik yang tertulis dalam surat pembaca TEMPO 9 desember 1989 antar penulis dengan Kwik Kian
Gie yang menyangkut perbedaan persepsi tentang konsep laba. Berikut ini adalah
polemic tersebut.
Menurut hasil wawanara penulis dengan Kwik Kian Gie
yang dimuat TEMPO edisi 25 november 1989 di rubric Ekonomi dan bisnis dengan
judul tidak cukup dengan itikad baik , memuat tanggapan beliau tentang
posisi AGIO SAHAM. Beliau berpandapat bahwa agio saham adalah laba karena empat
alasan pokok. Seperti di bawah ini:
1. Perusahaan
biasanya minta agio dengan alasan akan membagikan keuntungan di kemudian
hari
Jawaban penulis
:
Alasan tidak
mudah untuk menopang pendapat agio sebagai laba. Penulis berpendaapat agio
bukan diminta. Agio muncul dari perbedaan
2. Prinsip
akuntansi secara ketat menetapkan agio harus dicantumkan secara pisah, karena
agio bukan modal saham.
3. Agio juga
merupakan laba. Perusahaan boleh membagi dividen dari agio saham.
4. Agio boleh
langsung dikantongi emiten
C. Laba Akuntansi dan Money Income
Accounting Income adalah
perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan
pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
penghasilan itu. Venon Kam (1986) menggunakan istilah business income
yang berarti kelebihan dari harga akhir yang dibayar individu dan lembaga lain
atas output perusahaan diatas biaya yang dikeluarkannya.
Penghitungan income atau profit ini sangat
sederhana jika transaksi itu completed atau sempurna, tidak ada saldo
piutang, sisa persediaan atau aktiva tetap. Semua terjual dan menjadi kas.
Untuk kasus seperti ini, laba adalah jumlah kas yang ada setelah semua
dikonversikan ke kas pada akhir periode dikurangi dengan jumlah kas (modal
awal) pada awal periode. Kalau hasil penjualan barang dan sebagainya
Rp15.000,00 sedangkan modal awal adalah Rp10.000,00, laba bisnis adalah
Rp5.000,00.
Namun, dalam kenyataannya tidak demikian, apalagi
bisnisnya besar dan luas. Di samping ada transaksi perusahaan yang sudah
sempurna dilaksanakan, masih banyak lagi transaksi yang belum sempurna
dilaksanakan, masih banyak lagi transaksi yang belum sempurna pelaksanaannya,
yang masih memerlukan kas tambahan atau pengorbanan lainnya. Mungkin ada
piutang, ada persediaan barang, dan ada aktiva tetap yang terus-menerus dipakai
dalam proses bisinis. Dalam konteks ini Vernom Kam (1986) memberi dua
kemungkinan, yaitu:
1. Kondisi pasti (certainty),
di mana jumlah harga atau kas yang akan diterima atau dibayarkan di masa
yang akan datang dapat ditentukan;
2. Kondisi penuh
ketidakpastian (uncertainty) dimana jumlah harga atau kas yang akan
diterima atau dibayarkan di masa yang akan datang belum dapat ditentukan secara
pasti.
Untuk kasus yang pertama , hampir sama dengan kasus
sederhana diatas, perbedaannya hanya terletak pada taksiran kas terhadap
kondisi dari transaksi yang akan datang yang sudah dapat ditentukan itu.
Sementara itu, yang selalu terjadi adalah kasus kedua dimana transaksi kas kebanyakan masih belum
menentu baik kejadiannya, waktunya, dan harganya. Untuk itu, kita menghadapi
beberapa masalah tentang : nilai ekonomi, harga, modal, skala, pengukuran
pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu komoditas
berdasarkan kegunaan baginya di masa yang akan datang dibanding dengan
komoditas lain. Jika terjadi pertukaran, muncullah harga atau harga pertukaran (exchange
price). Harga ini ditetapkan berdasarkan nilai uang. Maka, di sini muncul
beberapa bentuk harga, yaitu:
1. Harga historis (historical
cost)
2. Harga sekarang (current
price) atau harga ganti (replacement cost) atau exit price;
3. Harga nanti
bisa harga ganti nanti, atau harga exit price nanti;
4. Harga diskonto
atau computed amount.
Akuntansi konvensional masih lebih banyak menggunakan
harga historis. Harga ini sangat menentukan dalam perhitungan laba, income atau
profit. Tetapi dengan FASB 157 mulai digunakan Fair Value.
A. Modal (Capital)
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau
aktiva bersih. Laba adalah arus kekayaan, sedangkan modal adalah simpanan
kekayaan. Oleh karena itu, penentuan laba, yaitu penentuan kenaikan modal juga
menyangkut masalah harga juga. Modal bisa berarti financial capital di
mana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban
yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan. Physical capital, yaitu
di sini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal itu untuk memproduksikan
barang dan jasa bukan pada nilai uangnnya. Ukurannya adalah kapasitas produksi
dari aktiva yang dimiliki.
B. Replacement
Cost Income
Dalam
konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen income,
yaitu:
a. Current
operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement
cost) dari penghasilan;
b. Realized
holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement
cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama.
Laba rugi ini dapat dibagi dua, yaitu.
1) Yang
direalisasi dan accrued selama periode itu;
2) Yang
direalisasi pada periode itu, tetapi accrued pada periode sebelumnya.
Dari pembagian
ini, menurut Belkaoui, Accounting Income dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Pa = X + Y + Z
Pa = Accounting
Income
X = Current
operating profit
Y =
Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu
Z =
Realisasi holding gain pada periode itu, tetapi accrued pada
periode sebelumnya
Money Income berbeda dengan
Accounting Income dalam hal:
a) Money income dihitung
berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan Accounting Income berdasarkan
historical cost;
b) Money income hanya
mengikuti gain yang accrued pada periode itu.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa money income dapat
dihitung sebagai berikut.
Pm = Pa – Z + W
Pm = Money
Income
Pa = Accounting
income
Z = Realisasi holding
gain and loss pada periode itu accrued pada periode sebelumnya
W = Holding
gain and loss yang belum terealisasi
Atau bisa juga
dihitung sebagai penjumlahan dari:
1.
Current operating profit atau X;
2.
Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu atau Y;
3.
Holding gain dan loss yang belum direalisasi yang accrued
pada periode itu.
Contoh:
Dibeli 1.000 unit produk A seharga Rp100,00 per unit. Pada akhir 31 Desember 1999 replacement cost adalah Rp200,00 per unit. Jumlah 1.000 unit dijual pada akhir tahun 2000 dengan harga Rp300,00 per unit. Harga replacement cost adalah Rp250,00 per unit.
Dibeli 1.000 unit produk A seharga Rp100,00 per unit. Pada akhir 31 Desember 1999 replacement cost adalah Rp200,00 per unit. Jumlah 1.000 unit dijual pada akhir tahun 2000 dengan harga Rp300,00 per unit. Harga replacement cost adalah Rp250,00 per unit.
1999: Accounting Income adalah
Rp0,-
Pa = X + Y + Z
= 0 + 0 + 0
= 0
Money income
adalah
Rp1.000,-
Pm = X
+ Y + Z
= 500 + 500 + 0
= 1.000,-
2000: Accounting income
adalah Rp2.000,-
atau 500 + 500 +
1.000
= Rp2.000,-
Money Income
adalah
Rp1.000,-
atau 500 + 500
= Rp1.000,-
atau Pa – Z + W
2.000 – 1.000 +
0
= Rp1.000,-
Pada tahun pertama accounting income tidak ada
laba, namun pada dua periode tersebut accounting income sama dengan money
income.
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi dapat
dilihat dari rumus sebagai berikut (Most, 1982).
Accounting
Income + Perubahan Aktiva Berwujud yang tidak direalisasi – Perubahan Aktiva
berwujud yang terjadi pada awal periode + Perubahan nilai Aktiva Tidak Berwujud
= Laba Ekonomi.
D. Laba Ekonomi (Economic Income )
Sebenarnya yang memulai membahas masalah konsep laba
ini adalah para ahli ekonomi. Kemudian propesi akuntan mengikutinya. Adam smith
menjelaskan bahwa income
adalah kenaikan dalam kekayaan. Pengertian ini diikuti oleh marshall dan kawan-kawan
dan dihubungkannya dalam konsep praktik
bisnis. mereka membedakan modal tetap dengan modal kerja, modal fisik, dan laba
dan menekankan pada realisasi sebagai pengakuan laba. Von Bohm Bawerk pada akhir
abad 19 telah memperkenalkan pendapat bahwa laba bukan saja unsure kas, dia
memperkenalkan konsep laba dan moneter. Kemudian pada awal abad 20, fischer,
lindahl, dan hick menjelaskan sifat- sifta laba ekonomi, mencakup 3 tahap:
1. Physical Income : konsumen
barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan
pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat diukur.
2. Real income : ungkapan kejadian yang memberikan
peningkatan terhadapa kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk real
income ini adalah biaya hidup. (cost of
living) dengan kata lain kepuasan timbul karena kesenangan fisik
yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan
untuk membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah konsumsi
3. Money income : hasil yang
diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut
fischer, real income lebih dekat dengan pengertian akuntansi tentang income.
Lindahl menganggap konsep laba sebagai interst yaitu merupakan penghargaan terus
menerus terhadap barang modal sepanjang waktu. Perbedaan antara interest dan
konsumsi yang diharapakan pada periode tertentu dianggap sebagai saving.
Hick mengembangkan teori fischer dan lindahl tentang economic income , ia
mendefinisikan personal income sebagai berikut :
Jumlah paling
tinggi yang dapat dikonsumsikan seseorang selama seminggu dan dia masih
mengaharapkan seperti itu pada akhir minggu sebagaimana keadaannya pada
awalnya.
Definisi dapat disederhanakan menjadi :
jumlah maksimum
yang dapat dikonsumsikan pada periode tertentu dan dia masih tetap
mempertahankan modalnya tidak berkurang.
Konsep capital maintenance
Menurut konsep
ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada
(capital maintenance atau return of capital) atau biaya yang telah
ditutupi (cost recovery) atau
pengambilan modal return of capital.
Konsep ini
dapat dinyatakan baik dalam ukuran uang
(unit of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli
(general purchasing power) yang disebut physical capital. Berdasarkan dua
konsep ini, maka konsep capital maintenance menghasilkan empat konsep sebagai
berikut :
Financial capital
a.
Money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang.
Menurut konsep ini modal yang ditanamkan oleh pemilik tetap terpelihara. Laba
menurut konsep ini adalah perubahan net aset dengan menyesuaikan transaksi
modal yang dijabarkan dalam ukuran uang. Konsep ini sama dengan konsep yang
dianut dalam akuntansi konvensional.
b.
General purchasing power money maintenance yaitu financial capital yaiu yang
diukur menurut benda yang sama. Menurut konsep ini, tenaga beli dari modal yang
diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurt knsep ini laba
adalah perubahan net aset setelah disesuaikan transaksi modal yang diukur
dengan tenaga beli yang sama. Konsep ini sama dengan GPLA (general price level
adjusted) historical cost accounting
physical
capacity.
a. Productive
capacity maintenance yaitu physical capital yang diukur menurut konsep uang.
Menurut konsep
ini, kapasitas produksi dipertahankan, kapasitas produksi dapat diartikan
sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk berproduksi, (volume) barang dan jasa
yang sama dan kapasitas / memproduksi
nilai barang dan jasa yang sama. Konsep ini sama dengan current value
accounting.
Current
value (nilai sekarang) dapat dihitung dengan lima metode:
1. Capitalization atau
present value method. Yaitu jumlah berssih dari arus kas (kas masuk- kas
keluar) yang diharapkan diterima selama umur ekonominya yang didiskontkan pada
saat sekarang. Untuk menghitung ini, perlu diketahui :
a) Arus kas yang
diharapkan dari penggunaan / penjualan aset tersebut.
b) Jangka wakktu arus
tersebut.
c) Jumlah sisa umur
aktiva tersebut
d) Discount rate (tingkat
diskonto)
2. Current entry price .
yaitu jumlah kas atau aktiva lainnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva
yang sejenis atau yang sama. Istilah yang sering ada adalah:
a) Repleacement cost
used adalah jumlah kas yang diperlukan untuk mendapatkan aset yang serupa yang
memilki umur pemakaian yang sama di pasaran barang bekas.
b) Reproduction cost
adalah jumlah akas atau aktiva yang diperlukan untuk mendapatkan aset yang
persisi sama dengan aktiva yang ada sekarang (aset yang baru).
3. Current exit price
(net realizable value) current exit price adalah jumlah kas yang diterima atau
utang yang dianggap lunas. Apabila aset tersebut dijual, umumnya nilai ini
bermakna :
a) harga penjualan yang
ada di pasar bebas bukan harga yang timbul karena terpaksa.
b) Harga jual saat
berlangsungnya pengukuran/ pencatatan
b.
general purchasing power , prosuctive capacity maintenance yaitu physical
capital yang diukur denga unit tenaga beli yang sama. Menurt konsep ini,
kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga yang sama
dipertahankan. Konsep yang serua dengan ini adalah GPLA current velue accounting.
E. Ilustrasi Perhitungan Laba
Contoh untuk
pembedaan keempat konsep laba diatas :
PT. Cimpago Maju memilki kekayaan bersih sebesar Rp.
10.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2000 dan pada tanggal 31 Deember 2000
menjadi 15.000.000,- . untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik perusahaan
yang sebenarnya diperlukan biaya Rp. 12.500.000,- sedangkan tingkat harga umum
naik 10% selama periode itu.
Pertanyaan : hitunglah menurut keempat konsep
Jawab :
1. Money maintenance :
Net asset 31 Desember 2000 Rp. 15.000.000,-
Net asset 1 Desember 2000 Rp. 10.000.000,-
-----------------------------------------------------------
Laba Rp 5.000.000,-
2. GPP Money maintenance
:
Net asset 31 Desember 2000 Rp. 15.000.000,-
Net asset 1 Desember 2000 Rp. 10.000.000,-
Penyesuaian GPL =
10% x Rp. 10.000.000,- = Rp. 1.000.000,-
Rp.
11.000.000,-
----------------------------------------------------------------------
Laba Rp 5.000.000,-
3. Productive capacity
maintenance :
Net asset 31 des 2000 Rp.15.000.000,-
Bagian yang diperlukan untuk
mempertahankan kapasitas produksi perusahaan Rp.12.500.000,-
-----------------------------------------------------------------------
Laba Rp.
2.500.000,-
4. GPP productive
capacity maintenance :
Net aset 31 des 2000 Rp.
15.000.000,-
Bagian untuk mempertahankan
kapasitas produksi yang diperlukan
Net asset 1 jan 2000 Rp.
12.500.000,-
Penyusesuaian GPL =
10% x Rp. 12.500.000,- = Rp.
1.250.000
Rp. 13.750.000,-
--------------------
Laba Rp. 1.250.000,-
F. Laba menurut Konsep Akuntansi
Ada beberapa perbedaan pandangan dalam mengitung laba (income) menurut
konsep akuntansi. Di antaranya ada empat konsep yaitu:
1. Pemikiran klasik
yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip hisrtorical cost yang
sering disebut historical cost accounting atau conventional accounting
sebagaiman yang kita anut saat ini. Konsep ini dinamakan konsep laba accounting
income.
2. Pemikiran neo
klasik yang mengubah postulat unit of measure untuk menerapkan dengan
menerapkan perhitungan perubahan tingkat harga umum (general price level) dn
tetap mempertahankan prinsip historical cost. Konsep ini dikenal dengan istilah
GPLA historical cost accounting. Dan perhitungan labanya disebut GPLA
accounting income.
3. Pemikiran
radikal: yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian
bukan historical cost lagi. Konsep ini dikenal dengan current value accounting
sedang perhitungan labanya disebut current income.
4. Pemikiran neo
radikal yang menggunakan current value tetapi disesuaikan dengan perubahan
tingkat harga umum. Konsep ini disebu GPLA current value accounting, sedangkan
perhitungan labanya disebut adjusted current income.
Menurut
akuntansi, laba kauntansi dalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang
timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut belkaoui, definisi tentang laba itu
mengandung lima sifat :
1. Laba akuntansi
didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya hasil dan
biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi
didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi
perusahaan itu pasa periode tertentu.
3. Laba akuntansi
didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa
yang termasuk hasil.
4. Laba akuntansi
memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya yang historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk memdapatkan hasil tertentu.
5. Laba akuntansi
didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima
atau dikeluarkan dalam periode yang sama.
Cirri- cirri
ini ditambah oleh Most dan didukung oleh oleh Ijiri, Kohler, dan Mautz.
Disamping itu
ada kelemahan yang terkandung di dalamnya:
1. Tidak dapat
menunukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai. Kenaikan
ini ada, namum belum direalisasi.
2. Sulit mengakui
kebenaran ika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena perbedaan dalam
metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan biaya.
3. Penerapan
prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan salah
pengertian terhadap data yang disajikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Accounting Income adalah
perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan
pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
penghasilan itu
fischer, lindahl, dan hick menjelaskan sifat- sifta
laba ekonomi, mencakup 3 tahap: Physical Income , Real income , Money
income
Menurut Konsep capital maintenance ini, laba
baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada (capital maintenance
atau return of capital) atau biaya yang telah ditutupi (cost recovery) atau pengambilan modal return
of capital.
B. Saran
Setiap orang menginginkan laba yang sebesar- besarnya
dari apa yang mereka kerjakan, umumnya para pengusaha. Sebagai mahasiswa yang
mempelajari akuntansi khususnya, kita harus bisa memahami konsep laba menurut
bebrapa pihak karena adanya perbedaan dalam pendapat dan cara menghasilkan laba
dalam praktek kinerjanya.
Mari Berkomentar ConversionConversion EmoticonEmoticon